Muhibbin Prof. Dr. Al Muhadits Al Allamah Abuya Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani

Ad-Diinu An-Nashihah

Dapatkan beragam kitab-kitab Karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani di website www.kitababuya.com


MuhibbinAbuya.Com - Ad-Diinu An-Nashihah - Al-Kayyisu, man daana nafsahu wa 'amila lima ba'dal maut -Hadits- (Org yg cerdas, adalah yg memfokuskan dirinya -pada ketaatan beragama- dan beramal untuk saat kelak setelah kematian)

Kalimat Daana nafsahu dalam hadits tersebut, bisa diartikan menjadi 3 makna,
1. Membiasakan dalam ketaatan
2. Balasan
3. Penghitungan

Dalam sebuah riwayat, Rosululloh pernah bersabda, "Ad-diinu An-Nashihah" (Pokok agama adalah nasehat) Arah dari hadits tersebut adalah syari'at, sebagaimana dituntut di dalamnya sebuah ketaatan dan ketundukan dari setiap Muslim.

Dikatakan sebagai pokok agama, dikarenakan nasehat adalah hal yg selalu dibutuhkan setiap manusia dalam proses perbaikan setiap amalnya. Sebagaimana yg dilakukan oleh Abuya As-Sayyid Muhammad bin 'Alawy Al-Maliky Al-Hasany terhadap murid2nya. Mengawasi, memperhatikan, menegor dan memperbaiki setiap dibutuhkan. Sehingga dengannya, langkah2 kita setiap waktu semakin baik.

Dari pentingnya nasehat tersebut, Beberapa ulama' bahkan menyebutkan bahwa nasehat tidak hanya menjadi pokok agama, namun ia juga menjadi pilar dan inti dari agama (penguat). Berfungsi menopang agama agar tidak rubuh dan hancur.

Dalam aplikasi nasehat itu sendiri, ada suatu hal penting yg mau tidak mau harus kita perhatikan. Yaitu selalu dilandaskan dgn keikhlasan. Berasal dari hati, tidak hanya sekedar dari lisan. Karena apa yg keluar dari hati, akan merasuk ke dalam hati. Sedang yg keluar dari lisan, hanya sampai pada pendengaran.

Sebagaimana telah dicontohkan oleh para ulama' salafus-sholih yg hanya menyampaikan beberapa kalimat dalam nasehat2 beliau, tidak terlalu panjang dan bertele2 atau diperbagus, namun mampu menyentuh hati para jama'ah. Sehingga dengannya, para jama'ah bisa mengambil manfaat untuk perbaikan dan pensucian dirinya.

Seperti sebuah kisah dari salah seorang putra Syekh Abdul Qodir Al-Jilany, dimana beliau pernah suatu waktu berkesempatan menggantikan abah beliau dalam menyampaikan nasehat pada jama'ah. Segala persiapan telah dilakukan, materi telah dipermantap. Namun setelah penyampaian, beliau dapati tidak ada seorangpun dari jama'ah yg menangis dan meresapi apa yg beliau sampaikan. Dengan penuh keheranan, bertanyalah beliau pada sang abah. Dengan tersenyum, abah beliau, Syekh Abdul Qodir menjelaskan, bahwa ada perbedaan mencolok antara penyampaian berasal dari hati dan penyampaian yg sekedar melalui lisan.

Dari itulah, diharapkan bagi kita setiap Muslim untuk mencoba menyampaikan nasehat yg menjadi pokok agama ini dgn penuh keikhlasan, berasal dari hati dan hanya dilandaskan pada niat untuk bermanfaat pada setiap Muslim demi sebuah perbaikan. Tidak untuk dikomersilkan, menjual agama demi sebuah keuntungan.

-Ta'lim Pagi- Abi Ihya . Kitab Jalaul Afkar hadist 28 -
- resume Ust Rozi
- foto copy Fb

Ad-Diinu An-Nashihah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Agus Candra Kurniawan

0 komentar:

Post a Comment